Campraduk


Kisah si kayu

Sepotong kayu hanyut terbawa derasnya air sungai sebuah kota kecil. Teriakannya menggemparkan seisibumi. Menggegerkan rumput-rumput, bebatuan, pepohonan, dan semua yang ada di sekeliling sungai itu. Si kayu meronta-ronta meminta tolong berharap ia akan terselamatkan. Terombang ambing di atas air menuju muara, terseret-seret kesana kemari. Tangisan, teriakan seakan tak berarti untuknya. Tak ada yang bisa menolong semua hanya bisa meratapi kepergian si kayu yang semakin jauh tak terlihat. Kepasrahan terlihat diwajah si kayu, di manakah ia akan bertepi, tersangkut ranting pohon liar di tepi sungaikah atau jatuh tergulung bersama derasnya air sungai kejurang itu. Hmm…terjatuhlah si kayu ke jurang itu tergulung air namun dengan perlahan diapun muncul lagi kepermukaan tanpa sadar terapung didalam air yang tenang hingga bertepilah dia dibibir sungai menyangkut diakar liar yang menjalar dan sang petani yang tak sengaja melintas dipinggirnya mengangkatnya dan memindahan si kayu kedaratan dijadikannyalah sebagai jembatan penghubung antara sungai besar dan sungai kecil yang ada di sampingnya, sehingga orang tidak harus melompat jika ingin kesebrang sungai kecil itu dimana hamparan sawah yang luas membetang. Si kayu tersenyum manis dia merasa bahagia bahwa keyakinannya kalau dia dapat bermanfaat itu ternyata nyata.  Itulah kisah sepotong kayu yang kulihat olehku saatku berjalan melintas jembatan sepulang sekolah yang ditendang lebih tepatnya dilempar entah apa yang ada dipikiran orang itu orang yang tidak bertanggung jawab hingga si kayu terhanyut dan tahukah kalian perbuatan orang itu bisa saja berdampak negative yang sangat parah bayangkan saja jika kayu itu tersangkut di tengah-tengah sungai bisa membuat aliran sungai tersndat dan parahnya lagi bisa menyebabkan banjir so kisah si kayu tadi seharusnya membuat kita lebih berfikir kritis terhadap apa yang kita lakukan yang mugkin akan berdampak besar dan negative. Satu yang ingin ku ingatkan MARILAH KITA JAGA LINGKUNGAN DAN JANGANLAH KITA MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN.  ^_^ 
( by : niken )




Tangisan takkan mengembalikan kakak

Kubuka mata penuh harapan suatu yang indah akan terjadi hari ini. Ku basuh mukaku dengan air ku lihat wajahku di cermin begitu kusut, suram, emhh…gelap!!! Ku hirup udara pagi ini oh…betapa sejuknya udara pagi ini yang menusuk jantungku tapi menghilangkan semangatku. Kupandang langit penuh awan mendung kemudian tetesan air hujan mulai berjatuhan tik..tik..tik.. bagai waktu berdetik. Hari semakin siang namun suasana meredup mendung, sendu, haru membiru sesekali terbayang sesosok makhluk tersenyum manis padaku saatku balas senyumnya fiiuuhhh…seketika bayangan itupun hilang. Aku tersenyum indah melihat perih yang kurasa. Dia adalah bagian yang terpenting dari hidupku yang hilang, seseorang yang selalu ada disampingku mengajariku ini dan itu. Tak pernah terbayangkan aku akan kehilngannya dia telah pergi dan takkan kembali. Dia adalah kakak perempuanku yang meninggalkan aku serta keluargaku karena sakit.
Tak ada aktivitas yang berarti hingga matahari semakin meninggi bosan, sepi, rindu merasuki jiwaku. Aku terdiam duduk diatas kasur dengan merengkulkan kedua kakiku dipeluklah oleh kedua tanganku dan aku menunduk menahan tangis. Kemudian linangan air mulai membasahi tanganku dan seketika itu aku teringat akan kata-kata kakak “jangan menangis tangisan takkan mengembalikanku” kata-kata itu terucap ketika maut hendak menjemputnya dipagi hari yang sama dinginnya seperti hari ini, dan aku terkejut mendengar suara dari luar jendela, ku angkat kepala dan aku beranjak menghampiri jendela dan kulihat bik Sum pembantu dirumahku bernyanyi sambil membersihkan air hujan dilantai depan rumah, aku teringat akan impian kakak yang ingin menjadi seorang penyanyi disitulah awal aku menemukan kembali semangatku yang hilang dan aku percaya she lifes in me. Berhari- hari kedua orang tuaku cemas akan diriku yang selalu murung dan enggan keluar kamar tapi hari ini aku dengan senyum manisku menyapa mereka sambil menuruni tangga dan betapa bahagianya mereka saat melihatku kupeluk mereka dan kurasa ketenangan yang tiada terkira.
Hari berganti hari semangatku kembali dan bersama dukungan temanku aku berusaha mewujudkan keinginan kakak untuk menjadi seorang penyanyi, setiap hari aku bernyanyi berolah vocal bersama guru privatku. Sebagai latihan yang nyata aku sering mengisi acara ulang tahun teman-temanku dengan menyanyi mereka menyambutku dengan baik aku beruntung dan merasa bahagia aku masih punya ayah, ibu, dan teman-teman yang baik dan sayang padaku meski aku kehilangan kakakku satu-satunya. Suatu hari komptisi menyanyi diadakan dikotaku dan aku mengikutinya berharap aku yang menjadi pemenangnya dan aku bisa menjadi seorang penyanyi. Setelah berhari-hari aku menunggu hasil namun keberuntungan belum berpihak padaku aku gagal dan aku takkan menyerah sampai disini aku harus jadi sang juara. Dan sampailah pada perlombaan menyanyi antar sekolah semua anak yang berminat untuk menjadi wakil sekolahnya mengikuti seleksi tak terlewat aku salah satu pesertanya dan aku yang menjadi wakil dari sekolahku ku ikuti perlombaan itu dan kini aku berhasil menyandang juara pertama dengan salah satu lagu nasional yang aku alunkan. Betapa bahagianya aku dan semua orang bangga padaku, kini ku genggam piagam ini kusimpan didekat foto ka Arika dan kupersembhkan untuknya. Aku Anissa adik kecil kakak yang kuat takkan pernah menangis akan terus maju dan kakak bisa tersenyum tenang disurga.
Writted by : niken
Inspirated by seorang teman nan jauh dimato dan entah dimana hehe… ^_^


Rumput di tepi jalan

Hangatnya sinar mentari pagi menghngatkan semua makhluk di bumi, angin bertiup sepoy-sepoy lalu lalang orang-orang dan kendaraan menghiasi kepadatan jalanan kota, rumput-rumput di tepi jalan itupun bergoyang kekanan dan kekiri dengan penuh keikhlasan dan harapan orang melihat, menyadari keberadaannya. Tapi tak semua harapan itu terwujud terkadang orang meludahinya tanpa perasaan membuang amarahnya pada rumput kecil itu. Sesekali orang menginjak-injaknya dengan perasaan puas hati riang gembira tanpa sadar mereka membuat sang rumput kecil semakin rendah diri. Begitu malang kehidupn keras yang memaksanya untuk terus bergoyang kekanan kekiri sesuai tiupan angin. Tak sedikit dari mereka terkdang menjadi rumput liar, buas dan berbahaya bagi semua yang ada disekitarnya. Itu semua tak lebih karena tak sedikit bunga mawar, kumbang, kupu-kupu, burung-burung, dan semuanya lupa bagaimana arti sebuh persamaan, saling menghormati , menyayangi , sebagai sesama makhluk hidup. Dalam hidup perbedaan memang ada tapi yang harus kita ingat kita adalah satu bersama dalam kesatuan di muka bumi ini yang harusnya saling menghormati, menyayangi, menjaga dan berbagi. Betapa sedihnya pemandangan itu dan nasib memang telah di tentukan yaah mungkin itu memang jalannya mereka hidup yang keras dijalanan.

(by:niken)

Komentar