Karena Kepompong


Karena Kepompong
           
Pagi-pagi sekali aku dan sahabatku berangkat sekolah dan pagi ini giliran kita piket kelas. Hari kamis yang indah cerah, langit begitu biru, angin sepoy-sepoy yang begitu sejuk, segar, bersih menerpa tubuhku menerbangkan rambutku yang tergerai. Ku lihat kekanan dan kekiri belum begitu banyak orang sepi sekali hmm..tak heran ini kan masih pagi. Tiba- tiba aku tertahan dan berhentilah langkahku didepan dihalaman kelas 3 tepatnya, aku berdiri memandangi tananaman pagar itu ada kepompong disana ku amati lebih dekat, dekat, dekat, hingga seluruh badanku ku condongkan kearah tanaman itu mungkin sepintas orang yang lewat dipinggirku terheran-heran sedang apakah aku hehe,,,. Sementara itu Natasya sahabatku mulai menyadari kalau dia berbicara hanya sendiri tak ada suaraku yang membumbui suaranya dia menoleh kepinggir dan ternyata aku memang tidak ada, dia menengok kebelakang  kemudian dia berjalan mundur dan menarik lenganku tanpa melihatku tanpa ingin tahu apa yang terjadi.
 “aduhh..kawan kauu..membuatku malu berbicara sendiri, ayo kelas kita didepan sana ini     kelas orang lain”.
 “eh…tar dulu tapi aku masih mau lihat itu, kau tahu itu kepompong aku ingin tahu”.
 “nanti saja ayo terus jalan”.
 “ huh…”.
Akupun  menurut dan aku pasti akan melihatnya lagi nanti.
            Sampai dikelas kitapun mulai membersihkan kelas bersama teman-teman lainnya. Kompak dan penuh rasa kesatuan. Itulah salah satu manfaat dari piket kelas mempererat rasa kesatuan kami tidak hanya kelas menjadi bersih tapi juga menambah keakraban dan menumbuhkan rasa tanggung jawab kita. Rasa penasaranku tidak hilang begitu saja karena aku sangat suka butterfly maka dari itu aku ingin tahu bagaiman mereka bisa keluar dari kepompong menjadi kupu-kupu yang cantik. Begitu bel berbunyi ku ajak Natasya atau Tasya panggilannya ketempat tadi dan kujanjikan satu batang cokelat padanya tanpa protes di mau ku ajak ketempat tadi.
 ” Nah..Tasya lihatlah ini kepompong dan aku ingin tahu bagaimana kupu-kupu bisa keluar dari dalam situ,indahh bukann???”
Ucapanku dengan nada yang lembut, pelan-peln agar tidak mengganggu proses yang ada didalam situ.
 ” oh...indahnya, manis, aku sukaa ” respon tasya
 ” Really...tuh kaan kamu juga sukaaa, eh..tapi tunggu dulu (kubalikan badan kearahnya) sejak kapan kamu bilang ini indah sesuatu yang menyangkut kupu-kupu lho ini dan kau itu indah???”
 ” eehh...se..sejak sekarang iya benar aku baru sadar”
 ” hehe,,,.”
 ” ya sudah lah ayo kita beli cokelat yang kau janjikan tadi ”
 ” ayo...let’s go”
            Hari berikutnya aku pergi ketempat itu lagi melihat kepompong itu lagi dan kuamati sepertinya msih ada proses didalam situ dan itu artinya kupu-kupunya belum keluar. Keesokan harinya hari ketiga dengan semangat aku mengajak Tasya lagi ketempat itu tanpa protes dan dengan girangnya dia mau kuajak, aneh sih tapi baguslah akukan jadi tidak harus membeli cokelat untuknya semuanya hanya untukku. Sesampainya disana aku terkejut kepompongnya sudah kosong dan bolong ditengahnya dan itu artinya kupu-kupunya telah terbang entah kapan sebelum kita kesitu.
 ” Aaaahh...., lihatlah kupu-kupunya telah keluar, kapan ya?? Wah..padahal aku sangat ingin sekali melihatnya keluar dari kepompong ini”
 ” Masa sih Tha ”( Tha itu nama panggilanku dari Renatha yang lebih tepatnya sih panggilanku Natha )
 ” iya...lihatkan tuh kosong ”
Kutunjukan kepada Tasya dan ternyata Tasya tanpa kuduga dia asyik senyum-senyum pada orang yang berada di kelas 9 ini 9G, kulihat tatapan Tasya dan pada siapa dia melempar senyum, kagetnya aku ” kak Ridwan ” Tasya kaget dan menatapku begitu tajam
 ” jadi Tasya oh..ya ampun itukan kakakku yang sering ku ceritakan ”
 ” itu...itu...itu kakakmu, really...? ”
 ” 100% asli Sya ”
            Kemudian kakakku menghampiri kita dan menyapa, ku kenalkan lah Tasya padanya. Hmm...itulah awal perkelan kakakku dengan sahabatku ini Tasya, emh...pantas saja Tasya mau berkomentar kepompong dengan bagusnya dan dia setuju kupu-kupu itu indah karena maksudnya pada kak Ridwan kupu-kupu jantan yang indah tapi super duper jutek angkuh menyebalkan bagiku adiknya hehe...namun hatinya sebenarnya baik dan indah seperti kupu-kupu. Dan sejak itulah aku merasa kejutekan kakak sedikit berkurang hmm..entahlah itu hanya perasaanku saja atau memang benar adanya yaaa...emm...sepertinya peri bunga itu ya sebut saja Tasya, dia juga berperan atas perubahan kakak dan apapun itu semuanya itu kusebut karena kepompong.
           
By : niken

 Terinspirasi dari kepompong yang kulihat bersama kawanku diwaktu yang telah lalu tepatnya aku lupa ^_^

Komentar