Gak Gitu Juga Kali !

“Bunga Sakura ini kupersembahkan untukmu, Sakura!” todong Vino didepan kelasku
            Ini yang ketiga kalinya cowok yang sok gaul itu menghalangi satu langkahku menuju kelas. Kalau yang pertama tak sengaja aku injak bunga itu karena aku sudah kesiangan hingga menabraknya dan “Praakk..” suara injakan kakiku dan bunga dibalik plastic itu hancur. Yang kedua bunga itu diambil Rizky teman bermainku lalu dimain-mainkan. Dan ini yang ketiga kalinya sepertinya aku memang harus menerima bunga itu meski aku tak mau.
“Aku sukanya bunga Kembang Sepatu” ucapku agar aku tidak harus menerima bunga itu
“Tapi aku sukanya Bunga Sakura” tembalnya genit
            Wah benar-benar ini orang aneh maksud memberi bunga yang tidak aku sukai itu apa ya? Katanya suka sama aku tapi tidak memberikan apa yang aku suka lalu bagaimana aku bisa menyukainya. “Hhmm…dasar cinta gak semaunya bung” pikirku
“Teng..Teng..” suara lonceng yang berbunyi nyaring
“Masuk kelas dulu ya Sakura cantik daaaggg…” gaya yang sangat alay
“heh? Bunganya?” aku kebingungan dengan bunga Sakura palsu ditangan kananku
            Sambutan pagi hari yang cukup menjengkelkan kaya jengkol bau banget bikin enek deh. Sukses aku dibuatnya ditertawakan teman-teman yang melihat kejadian yang tidak langka dari orang yang langka itu. Sampai duduk ditempat duduk bangku ke dua dari barisan kiri aku masih tetap manyun dan Lilian sahabat sekaligus teman sebangkuku masih tetap cengar cengir.
“Udah gak usah manyun gitu deh sini bunganya aku simpan di Vas bunga meja guru” saran Lilian yang cukup bijak membuatku mau sedikit tersenyum kecil
            Belum lima menit aku merasa lebih baik tiba-tiba seseorang disampingku menyapa dengan senyumannya yang dipikirnya itu bagus kali ya. Aku masih ingat beberapa minggu lalu dia yang bernama Dafa memperebutkan aku untuk menjadi anggota kelompoknya dan satu laginya Deni cowok yang hobynya main gitar itu. Seperti aku boneka yang ditarik-tarik membuat bu Nia sedikit marah lalu menjadikan kami dalam satu kelompok akhirnya.
“Pagi sakura..” sapanya genit
“heh? Pagi !” tembalku ketus
            Sehari aku bisa sampai beberapa kali dipermalukan oleh tingkah cowok-cowok yang menyukaiku. Bukannya aku tidak mensyukuri anugerah yang Allah berikan tapi gak gitu juga kali kejadiannya. Tidak habis pikir aku kenapa mereka memandangku seperti artis yang patut untuk disanjung-sanjung padahal apa sih specialnya aku? Aku itu cuek kaya bebek kalau kata Lilian beda lagi kata Rizky aku itu orang yang paling santai yang pernah ada dan yang paling tidak aku suka itu pendapat Jimmy masa aku dikatain cewek aneh gara-gara belum punya pacar dan selalu kesal jikalau ada orang yang terang-terangan suka dan aku balas cuek. Mentang-mentang cowok yang satu itu bisa menaklukan hati Lilian sahabatku tapi gak gitu juga kali pendapatnya seenak rambut keritingnya aja padahal Rizky juga masih single tapi tidak jadi guyonannya hhmm...
            Gara-gara pendapat Jimmy itu aku diam-diam mulai membuka mata mencari-cari seseorang yang bisa aku jadikan pacar agar aku tidak terlihat aneh. Tapi menurutku aku tidak aneh kata Kak Pasya juga aku harus berprestasi dulu layaknya seorang pelajar bukannya pacaran. Kembali pada niatku itu seperti mereka mengetahui isi pikiranku saja gencar mencuri hatiku tapi tidak ada satupun yang sesuai dengan apa yang aku mau mereka itu terlalu lebay.
Oh iya aku belum memperkenalkan temanku yang satu ini yang paling centil yaitu Cindai. Cindai tidak satu kelas denganku tapi dengan Jimmy soulmatenya Lilian. Cewek modis level 10 yang seharusnya pantas dipuja puji itu memang selalu macam-macam kemauannya seperti kali ini saat merayakan hari jadinya yang ke 17 tahun. Tidak ada pesta yang besar-besaran hanya ada aku, Lilian, Jimmy, Rizky, Shinta, Dewi, Reno dan sepupu-sepupunya yang aku tidak tahu nama-namanya serta orang tuanya. Sepintas tidak aneh tapi coba ketahui diakhir ajakan untuk pestanya itu “Bawa pasangan kalian masing-masing ya !” tegasnya centil. Apa-apaan itu sendirinya saja baru putus lalu mau berpasangan dengan siapa kucing angoranya? Haha.. Pake gak boleh dateng lagi kalau sendirian, kalau begitu aku tidak mau datang tapi meski begitu dia memaksa “Khusus buat Sakura jangan sampai tidak datang ya apapun alasannya xixi..” sambil cekikikan
Tidak tahu aku harus mengajak siapa meskipun banyak tapi tidak terlalu sih yang bisa aku ajak ke pestanya Cindai. “Vino cowok sok gaul itu atau Dafa yang tidak pernah berhenti tersenyum disetiap ucapannya atau Deni yang selalu bermain gitar falsnya atau atau atau haduuuhh…tidak ada yang pas!” pikirku kesal menggelang-gelengkan kepala
“Oy..ngapain sakit kepala kamu?” tanya Rizky tiba-tiba mengagetkan
“Kamu Ky, bikin kaget saja” tembalku manyun
“Terus kenapa?” Rizky terheran-heran
“Ahhaaa..siapa dia??” ucapku gak nyambung
“Siapa? Gio maksud kamu yang lagi main basket?” sahut Rizky dan aku mengangguk-anggukan kepala
“Bintang lapangan sih bukan tapi cukup dibutuhkan di tim basket sekolah” sambungnya
“Oh..Gio ya. Eh aku ko baru liat sih?” aku sedikit mengerutkan dahi berfikir
“Jelas gak pernah liat aku aja gak pernah kamu liat apalagi dianggep keberadaannya” ucap Rizky lagi
“ih kamu! Aku mau daftar jadi anggota Chileaders aaaahhh…” ucapku semangat bagkit dari tempat duduk
“heh?”
            Pemain basket itu jadi pilihanku meskipun aku tidak pernah mengenalnya dan baru pertama kalinya aku melihat. Sudah kuputuskan untuk mengenalnya lalu mengajaknya untuk jadi pasanganku. Aku memberanikan diri untuk mencari tahu tentang tim cewek-cewek sexi itu yang dominannya adik kelas. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak padaku aku diajak salah satu anggotanya untuk menggantikan salah satunya yang sedang sakit untuk beberapa minggu kedepan tidak bisa ikut beraksi. Sungguh ini kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.
            Hari minggu adalah aksi pertamaku dengan mereka yang sudah piawai berjingkrak-jingkrak centil meski kaku aku berusaha maksimal. Sebenarnya aku tidak nyaman dengan pakaian rok mini dan stoking panjang menggelikan tapi demi bisa dikenal Gio it’s ok lah no problem. Aksi pertamaku dipinggir lapangan menjadi aksi pertamaku mengenal Gio. Cowok maskulin yang sesuai dengan tipeku itu ternyata asyik banget, keren banget, dan dia juga mengenal Cindai tapi hanya sebatas tahu saja. Aksi berikutnya setelah aku jalan sore menyantap ice cream lalu berikutnya lagi aku nonton berikutnya lagi aku ke toko buku dan terakhir aku diantar pulang sampai rumah.
            Ini tiga hari sebelum pesta Cindai aku berniat memastikan mengajak Gio untuk menjadi pasanganku. Siang itu aku pulang seorang diri setelah menunggu Gio selesai bermain basket tapi begitu selesai aku yang berada tepat disampingnya terkejut dengan kehadiran cewek berambut panjang ikal hitam kecoklatan terurai lembut sepertinya bukan siswi sekolah kita.
“Silvi?” ucap Gio menyambut kedatangan cewek itu gembira
“Siapa dia?” tanya cewek itu ketus
“Oh..ini Sakura temannya Cindai. Sakura ini Silvi teman les biola Cindai.” Jelas Gio salting
“Hai..Silvi” sapaku
“Hai..juga Sakura” tembalnya ramah
“Kita pulang duluan ya Ra..” pamit Gio buru-buru menggandeng ceweknya itu
            Aku hanya tersenyum diatas telotoar berselimut lumut hijau sebagian. Mereka pergi dan sebelum mereka pergi menjauh ku dengar cewek itu mengintrogasi Gio. Kubayangkan besok lusa aku pergi ke pesta Cindai bersama lalu kita berlanjut pada hubungan yang sebenarnya lalu lalu lalu sekarang sudah berlalu. Apa artinya makan ice cream, nonton, dan yang lainnya sebaiknya itu tidak usah terjadi! Aku benar-benar ingin marah sekarang ingin aku menendang bokong cowok pencuri hatiku itu. Sungguh itu keterlaluan ini pertama kalinya buatku menyukai seseorang tapi “Gak gitu juga kali!” aku menendang sesuatu disampingku.
“Aw..aw..aw..” teriak objek yang kutendang tadi
“Ya..ampuuun ! Rizky? Maaf..maaf, sakit ya? Lagian ngapain kamu disini?” aku meminta maaf atas tendangan dari bawah tanahku yang mengenai betis Rizky dan sesekali aku tertawa kecil
            Ada-ada saja dibalik kekesalanku terdapat kekonyolan yang kubuat dengan menendang betis Rizky yang tiba-tiba dia berada tepat disampingku. Entah seberapa lama dia berada didekatku tadi dan melihat aku di campakkan Gio. Expresi kesakitan yang dibuat Rizky itu cukup bisa mengembalikan senyumku. Bukan aku bersenang-senang diatas penderiataan orang lain tapi raut wajah Rizky saat itu cukup konyol.
            Semua temanku akhirnya tahu skandal antara aku dan Gio meski tidak terang-terangan seluruh sekolah tahu tapi hanya Lilian, Cindai, Jimmy dan Rizky yang terlibat langsung serta terkena insiden dipinggir jalan. Aku yang mempertahankan harga diriku tentu tidak mau kalah meski aku sangat stress jika memikirkan hari esok dan itu sangat konyol. Aku bilang saja aku pasti bawa pasanganku, yah.. mentok-mentoknya aku bawa abangku saja yang kebetulan dia pulang dulu setelah lama serius kuliah diluar kota.
            Sekembalinya ke rumah aku langsung merengek-rengek meminta Kak Pasya untuk menemaniku besok malam. Setelah bernegosiasi ini itu dengan berbagai syarat darinya akhirnya Kak Pasya pasanganku besok malam, dia akan melindungiku dan tidak akan meninggalkanku seperti Gio.
            Akhirnya malam yang ditunggu-tunggu Cindai tiba dengan langit yang cerah beserta udara malam yang sejuk dan semilir angin sepoy-sepoy yang romantic seromantis Cindai dan pasangan barunya ditempat les Biola. Kedatanganku disambut baik oleh semua orang dan seperti yang ku inginkan tak ada satu orangpun yang mengenali Kak Pasya yang tidakku akui abangku gantengnya 1,2 dengan Pasya Ungu hehe..meski banyak orang lebay memujinya begitu. Mereka lupa kalau aku lima sekawan dengan kakak perempuan yang sudah berkeluarga dan kakak laki-laki yang masih kuliah dan adik perempuan yang masih di junior high school juga adik laki-laki di elementary school. Semua rencanaku berjalan lancar dan aku dapat sambutan yang cukup untuk membuat hidungku terbang melayang-layang tapi itu hanya berjalan sampai pertengahan pesta saja karena abangku yang ganteng bak artis itu mengenali salah satu sepupu Cindai yaitu Kak Cecil. Baru saja aku merasa sangat berhasil kemudian aku harus merasakan ditertawakan Cindai, Lilian, Jimmy lagi tapi tidak dari Rizky.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Rizky duduk disampingku dan aku hanya diam tak ingin menghiraukannya
“Kita itu sama lagi Ra” sambungnya
“Apanya yang sama?” aku mulai tertarik menjawab
“Kamu bawa abang kamu dan aku bawa adik sepupuku” ucapnya cengar cengir
“Hah? Jadi Ratna itu?” aku tidak percaya ternyata bukan hanya aku
“Ssstt..hanya kamu dan aku yang tahu” ujarnya menempelkan telunjuknya dibibirku
            Sekali lagi dibalik kekesalan terdapat kegembiraan dan itu didapat dari Rizky lagi. Aku tidak tahan untuk tidak tertawa maka tawaku meledak seiring dengan letusan kembang api di puncak acara ulang tahun Cindai. Malam itu meski aku merasakan kekesalan namun akhirnya aku terlarut dengan kegembiraan bersama Rizky. Hal yang aku bayangkan lagi-lagi tidak sesuai dengan kenyataannya dan kenyataannya Kak Pasya menemukan cinta lamanya yang belum kelar bersama Kak Cecil sepupu Cindai. Satu kata untuk kejadian dipesta ulang tahun Cindai kalau akhirnya aku tetap saja akan ditertawakan teman-teman “Gak gitu juga kali ! ”
            Setelah itu aku tidak lagi berusaha untuk membuka mata, hati dan pikiran untuk cowok terserah Jimmy mau berkata apa yang penting aku bahagia. Dan aku berusaha sebaik mungkin untuk bersikap amat sangat baik pada cowok-cowok yang menyanjung-nyanjungku membuatku tersanjung setengah mateng meski risihnya bukan main. Ayahku juga mulai komplen dengan kemampuan berbahasa Inggrisku yang bisa dibilang buruk maka dia memutuskan untuk memasukan aku ke tempat bimbel terbaik dikotaku ini. Kemapuan itu memang aku butuhkan secara dalam kurun waktu kurang lebih enam bulan lagi aku akan menempuh Ujian Nasional meski terlalu mendesak aku masuk bimbel tapi setidaknya aku tidak akan mati kutu saat Ujian berlangsung.
            Sudah satu minggu jika diurutkan tepatnya tujuh kali pertemuan aku mengikuti kursus dan menempati tempat duduk dipojok kanan dengan satu bangku kosong yang tidakku ketahui pemiliknya. Aku mengejar ketinggalan menyamakan pelajaran dengan kawanku yang lain secara aku ini siswi yang maksa meski sudah tertinggal jauh kebetulan pengelolanya adalah pamanku sendiri. Aku amat sangat keberatan tapi aku tidak bisa melawan keinginan ayah yang menurutku itu memang baik tapi “Gak gitu juga kali” bikin aku repot membaca, memahami, bertanya pada teman dan lain halnya.
            Dipertemua ke delapan sang guru bimbel mempersilahkan si pemilik bangku kosong yang berada tepat disampingku itu. Seseorang bertubuh tinggi seperti aku tapi dia lebih tinggi, wajahnya cukup menarik untuk dilirik dua kali dengan rambut rapi cool banget serta alis tebal hitam melengkung rapi, hidung bangirnya bukan main, lesung pipit dan kulit hitam manis “Perfect !”
Hai..I’m Brian” cowok itu mulai memperkenalkan diri tanpa basa basi
Hai..Sakura! em..it’s mean my name is Sakura” tembalku sedikit nervous entahlah benar atau tidak structure kataku itu
            Tidak kusangka bangku kosong yang membuatku parno itu ternyata ditempati oleh makhluk yang tampan. Kubayangkan jika aku mengenalnnya lebih lanjut lalu kita belajar bareng, jalan-jalan lalu kita pacaran lalu lalu lalu sebaiknya aku berhenti berhayal terlalu jauh karena hayalanku terkadang tidak sesuai dengan  kenyataanya seperti yang sudah-sudah. “Gak gitu juga kali!” pikirku berharap suatu hari nanti pikiranku sejalan dengan kenyataan yang akan terjadi


Terinspirasi ketika aku ingin punya pacar ahahaha.... Saat aku duduk berhayal dan serasa hidupku tidak sejalan dengan keinginanku lalu jadilah sebuah cerita ini :D 

Karya: Niken Resminingtyas

Komentar