Merah itu berani

Ini dia hari yang menegangkan dimana hasil ulangan Matematika akan di bagikan. Firasat buruk sudah terasa dari raut wajah Ratna yang cengar cengir saat membagikan kertas hasil ulangan minggu kemarin dan memang saat kertas itu sampai dimeja hasil yang buruk terlihat berupa bayang-bayang angka berbentuk bebek beserta telurnya dari balik kertas yang terlipat itu. Kertas itu tetap dibiarkan sampai Ratna duduk kembali ke kursinya dan seketika itu juga bel istirahat berbunyi nyaring “Kriiiing…”.
“Merah lagi ya?” Ratna bertanya penuh kemenangan
“Merah itu berani !” tembalku santai dengan wajah tak sedikitpun kecewa
“Hah? Ini nilai yang paling mengerikan yang pernah gue lihat Chery !!” ujar Ratna membalikan kertas yang ada dihadapan Chery
“Yah, macam monster kertas yang akan memakanmu haooo…!! Haha..” Cherry bercanda menghilangkan stresnya
“Cherry !!! haha…bisa-bisanya loe bercanda” Ratna tertawa
            Chery gadis manis penuh keceriaan itu memang selalu santai dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi pada dirinya termasuk ketika nilai ulangan Matematikanya yang tidak pernah lebih dari lima puluh. Sebenarnya gadis itu merasa cemas dengan nilai yang semakin buruk itu dan Chery memang tak pernah mendapat nilai merah kecuali dalam pelajaran Matematika.
Anak remaja yang satu itu terkenal sebagai wakil ketua kelas yang semrawut. Jabatannya dikelas tidak mempengaruhi sikapnya yang cuek, cerewet, dan terkadang tidak menaati aturan tapi meski begitu dia anak yang pandai terbukti dengan menjadi peringkat ke dua dikelas. Chery yang punya daya tangkap ketika menyimak sesuatu dan daya ingatnya yang tajam itu yang membuat gadis itu selalu terdepan dalam pelajaran meski dia bukan anak yang aktif bertanya tapi kemampuan hebatnya itu tidak berlaku untuk satu pelajaran yaitu Matematika. Entah kenapa dalam mata pelajaran Matematika gadis itu sangat lemot, sering salah menghitung dan cepat menyerah serta malas ketika sebuah rumus sulit diingat. Teori sepanjang apapun mampu dia ingat haya dengan mendengarkan temannya membaca keras seperti ketika ada ulangan harian dalam mata pelajaran Sosiologi yang banyak torinya gadis itu selalu mendekati Ardi yang harus menghafal dengan berkicau seperti burung.
Gadis itu selain menjadi wakil ketua kelas juga sebagai sekertaris yang baru saja terpilih dalam kegiatan Osis dan dia juga aktif di kegiatan Pramuka meski masuknya dia di Pramuka ada maksud tersembunyi untuk mendekati Rangga kakak kelasnya. Rangga itu termasuk cowok popular yang menjabat sebagai wakil ketua Osis dan dengan berbagai prestasi yang pernah dia raih salah satunya dalam Olimpiade matematika. Nah maka dari itu Chery sangat tertarik pada Rangga dan sangat gencar mendekati Rangga meski cowok itu sudah mempunyai pasangan.
“iih…hasilnya ko beda apa yang salah huwh.. !!!” ujar Cherry menghentakkan kedua telapak tangannya
“Susah sekali susah susaaaahh… !!” ujarnya lagi menundukkan kepalanya
“Jelas beda kamu mengalikannya dulu sih bukan membaginya dulu ! ” seseorang tiba-tiba muncul disamping cewek itu
“Oh iya ya, sama hasilnya hehe..” ujar Chery gembira
“Bisa ajarin aku yang ini? Terus yang ini juga gimana?” ujarnya lagi
            Cowok itu kemudian duduk dikursi Ratna untuk mengajari Chery, selama jam istirahat Chery belajar matematika dengan semangat. Cowok itu Ricko namanya dia duduk tak jauh dari gadis itu hanya terhalang Ratna seorang. Sikapnya cenderung pendiam padahal tapi kali ini entah ada angin apa yang membawa cowok itu menclok dibangku gadis itu.
“Woy !!” Ratna mengagetkan
“Bisakah lebih kaget lagi !!” tembal Chery kesal
“Haha..oya nanti siang anter ke toko buku ya?” ujar Ratna cengengesan
“Hallo..hari ini jum’at jadwal kita latihan Pramuka tau !” Chery mengingatkan dengan gaya alay
“Hah? Serius loe mau ngedeketin kak Rangga?” tanya Ratna
“Why not? Selama janur kuning belum melengkung sih sah-sah saja tuh” jawa Chery semangat
“Kalau gue bisa deket sama kak Rangga gue bisa diajarin Matematika terus kalau nilai ulangan Matematika bagus gue pasti dibolehin kemping, gue pengen banget kemping Naaa..” tutur Chery semangat
“heh? Kalau itu alasannya kan gue bisa ngajarin atau minta ajarin Lani” ucap Ratna heran
“Kamu? Ngajarin ga sabaran gitu ogah ah. Apa lagi Lani bisa mati terhina gue dari SMP dia kan gak suka sama gue !” Chery menjelaskan
            Kedua gadis itu berbincang sampai guru Bahasa Indonesia datang. Perbincangan itu cukup menarik untuk disimak oleh cowok yang ada disebelah Ratna, cowok itu hanya senyam senyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya kala mereka semakin menjadi memuji kakak kelasnya. Hari jum’at itu terlewati dengan sangat sempurna menurut Chery, keinginannya untuk mendekati Rangga terwujud meskipun mereka berbincang hanya sebentar-sebentar setiap hari jum’at disela-sela latihan Pramuka juga ketika ada kumpulan Osis.
“Hai..Ricko !” sapa Chery duduk dikursi Ratna
“Itu tempat duduk gue !!” Ratna berusaha mencegah namun gadis itu keburu duduk dan menjulurkan lidahnya tanda kemenangan
“Hari ini ada pelajaran Matematika biar lebih gampang bertanya pada Ricko, boleh kan ko?” ujar Chery genit
“Heh?” Ratna terheran-heran sekaligus kesal duduk di kursi yang biasa diduduki sahabatnya itu
            Cowok pemalu itu hanya tersenyum mengiyakan lalu kembali membaca buku yang dipegangganya itu. Chery melanjutkan pembicaraan tentang pertemuannya dengan cowok idamannya itu dan Ratna yang masih kesal merespon dengan nada-nada yang setengah malas. Cowok yang sedari tadi membaca buku itu kembali tertarik mendengarkan perbincangan Chery tentang Rangga.
“Ayolah Na temani demi nilai Matematika gue?” Chery merayu Ratna
“Iya iya bawel ah !!” sahut Ratna sedikit terpaksa
“Oya katanya adik kak Rangga sekelas lho sama kita, kira-kira siapa ya Na anak club mading yang wajahnya mirip kak Rangga dikelas kita??” ujar Chery bangkit dari tempat duduk dan matanya mengarah ke segala arah meneliti satu persatu cowok yang ada dikelasnya
“Wajah bisa aja gak mirip mending tanya aja satu-satu cowok-cowok itu !! haha…” Ratna menggoda
“hhmm..udah ah gak penting! Yang penting tu gue mau ketemu kak Rangga lebih dekat lagi hihi..” ucap Chery genit duduk kembali dikursinya
            Ricko sedikit terkejut mendengar ucapan Chery lalu dia menyelipkan wajahnya disela-sela buku yang terbuka yang sedang dibacanya. Cowok yang satu itu memang menyimpan perasaan pada gadis cuek disampingnya itu jadi mungkin saja dia muak mendengar ucapan-ucapan Chery yang selalu memuji Rangga. Sekarang Chery lebih serius belajar Matematika terbukti setiap jam istirahat gadis itu selalu diam di kelas atau pergi ke perpustakaan. Ratna terkadang kabur ke kantin sendirian jadi Chery lebih sering bersama Ricko dan Evan teman sebangku Ricko.
            Sabtu siang hari itu sangat ditunggu-tunggu oleh Chery dan dengan semangat sepulang sekolah Chery dan Ratna ke rumah Rangga untuk belajar bersama seperti yang dijanjikannya kemarin. Sesampainya disana Rangga menyambut dua gadis itu dengan baik lalu memperkenalkannya pada teman-teman sekelasnya. Ada dua kelompok disana yang pertama kelompok Rangga Cs berjumlah lima orang dan kelompok satunya juga berjumlah lima orang dan satu diantara lima orang itu ternyata Evan teman sekelas mereka.
“Naahh..silahkan duduk” Rangga mempersilahkan keduannya lalu mereka duduk manis disamping Evan
“Karena kalian masih kelas X jadi bergabung bersama Evan, dan ini adiku yang akan menjadi mentor kalian” sambungnya
            Kedua gadis itu terkejut melihat cowok yang dikenalkan Rangga itu “ Ricko” ucap Chery dalam hati. Mereka saling menatap dengan expresi kaget lalu belajarpun dimulai dengan adanya penjelasan dari Ricko. Kala itu Chery belajar dengan tidak terlalu fokus, matanya memang tertuju pada papan tulis mini tapi pikirannya tidak. Gadis itu agak malu pada cowok yang sedang menjelaskan secara cowok itu pasti mengetahui sedikitnya tentang apa yang selalu menjadi ocehen mereka setiap hari. Dia juga sedikit kecewa dipikirnya akan kak Rangga yang dipandangi tapi ternyata cowok yang tadi pagi dibilangnya tidak penting itu.
“Chery, gimana ngerti gak?” tanya Ricko membuyarkan pikiran Chery
“Emm..Eng..ga ! ” Jawab Chery menahan malu
            Cowok itu sudah menduganya lalu dia tersenyum sedangkan enam orang lainnya tertawa. Penjelasanpun diulang kembali hanya untuk Chery, dengan sabar cowok itu mengajari Chery hingga benar-benar faham. Sejak hari itu hubungan Chery dan Ricko semakin dekat hingga gadis itu lupa akan pesona kakak kelasnnya. Kini gadis itu lebih sering memperhatikan cowok pendiam itu begitupun sebaliknya.
            Ulangan Matematika selanjutnya dilaksanakan kembali dan Chery berusaha keras untuk meningkatkan hasilnya. Jerih payahnya selama ini ternyata tidak sia-sia dengan hasil yang cukup bisa dibilang memuaskan meskipun masih belum sempurna. Pagi menjelang siang hari itu hasil ulangan yang ditunggu-tunggu akhirnya dibagikan juga, dengan penuh semangat dan rasa penasaran berkecambuk dibenak Chery bersiap-siap melihat warna bolpoint di kertas ulangannya itu. Satu per satu kertas itu dibagikan Ratna seperti biasa tapi kali ini raut wajah tak biasa terpancar dengan expresi kaget Ratna melihat dan memberikan kertas itu pada Chery dan hasilnya.
“60? Hah? Horeeee…. !!!” jerit Chery gembira
“Chery jangan gaduh !! Oya lebih rajin lagi belajar kali ini hasilnya cukup bagus” tegur Bu Fani guru Matematika gadis itu
“Oh iya bu, siap bu !!” tembal Chery
            Chery sangat gembira dengan nilai yang keluar dari Zona merah itu sementara cowok yang duduk disebelahnya itu hanya tersenyum kecil melihat cewek yang dimabuk kegembiraan. Nilai pertama yang cukup memuaskan itu ditempelnya di kamar supaya ibunya menegteahui tanpa harus bnayak bertanya pada cewek itu. Nilai yang berhasil keluar dari Zona merah itu terus berlanjut hingga nilai 80 kemudian cewek itu diizinkan untuk mengikuti acara perkemahan sekolah yang sangat dia impikan.
            Untuk yang pertama kalinya cewek itu mengikuti acara perkemahan di bumi perkemahan di sebuah pegunungan. Berbagai persiapan dia siapkan dengan suka ria bersama Ratna dan juga teman-teman satu anggota pramukanya. Perkemahan yang selalu dilaksanakan oleh semua siswa kelas X itu rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Setelah lama menunggu akhirnya hari itu datang juga tepat di hari kamis mereka yang sudah siap berangkat kesekolah pagi-pagi hari itu.
“Akhirnya ikut kemping juga gue haha..” ucap Chery dipinggir lapangan
“Selamat ya kamu berhasil !!” ucap Ricko tiba-tiba disamping cewek itu
“Eh..Ricko. Thankz ya Ko, kalo bukan karena kamu pasti sekarang saya lagi cemberut dirumah” ujar Chery kemudian
“Sama-sama. Itu juga kan hasil kerja keras kamu yang berusaha ingin belajar” sahut Ricko
            Mereka berdua yang malu-malu tersenyum bersama lalu tiba-tiba kaget dengan kedatanga Ratna yang mengejutkan mereka
“Hayoo..ngapain kalian disini hayoo..pacaran yaaa...” Ratna menggoda menyenggol-nyenggol lengan Chery
“Iya kita lagi pacaran emang kenapa?” ujar Ricko bencanda
“heh?” Chery terkejut
“Ketahuan loe ya ketahuan hayoo…” Ratna semakin menjadi menggoda
            Tiba-tiba dari arah belakang seseorang berlari mengambil topi Ratna lalu berlari ke lapangan.
“Aduh topi gue Cher, awas loe ya Evan!!” ucap Ratna kesal berlari ke lapangan
“Chery ayoo..” teriak Ratna dari lapangan
“Biar saya bantu bawa tasnya ya Cher?” ujar Ricko mengangkat tas jinjing Chery
“Eh..? Makasih ya Ko !” ujar Chery kemudian
            Mereka berdua menuju lapangan berbaur ketengah kerumunan para siswa lainnya. Bersiap-siap dengan kelompok masing-masing untuk menuju pegunungan hijau dan menyatu dengan alam.

Terinspirasi dari kenangan masa putih abu-abu betapa bodohnya aku pada pelajaran matematika :D

                                                                                                                   Karya: Niken Resminingtyas

Komentar